
Syok Anthrax Tewaskan 3 Orang di Gunung Kidul, Guru Besar FKUI Angkat Bicara
Suara.com – Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan, pasien yang terinfeksi antraks harus dirawat di rumah sakit dan diberikan antibiotik.
“Mekanisme pengobatan pasien anthrax di rumah sakit dan pemberian antibiotiknya menjadi pedoman World Health Organization (WHO),” kata Profesor Tjandra Yoga Aditama di Jakarta, Minggu (09/07/2023).
Selama ini, bagi yang berpotensi terpapar spora anthrax dan tidak menunjukkan gejala, kata Tjandra, dapat diberikan pengobatan preventif atau pengobatan profilaksis.
Upaya pencegahan antraks pada hewan, lanjutnya, akan menjaga kesehatan manusia, dan memutus mata rantai penularan merupakan kunci utama pengendalian antraks.
Baca Juga: Pemda pantau wabah antraks di Gunungkidul
Artinya, jika potensi penularan diketahui masih terjadi, perlu segera disingkirkan, kata Tjandra.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, antibiotik bekerja dengan dua cara, yaitu membunuh bakteri dan mencegah perkembangan antraks.
Tjandra mengatakan saat ini ada dua jenis antibiotik yang bisa digunakan untuk mengobati antraks, yakni ciprofloccacin dan doxycycline.
“Kedua antibiotik ini juga digunakan setelah seseorang terpapar bakteri atau spora anthrax, atau setelah post exposure prophylaxis (PEP). Antibiotik bisa diberikan hingga tujuh hari bahkan hingga 60 hari,” ujarnya.
Tjandra yang juga mantan Dirjen Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI mengatakan, vaksin antraks untuk manusia tersedia dalam bentuk Anthrax Vaccine Adsorbed (AVA) khusus untuk orang yang berisiko tinggi terpapar.
Baca Juga: Anthrax di Gunungkidul: Spot Check dan Pemeriksaan Mortem Dilakukan Pemkab Ponorogo di Perbatasan
Cara penggunaan vaksin diberikan sebanyak lima kali suntikan vaksin ke dalam otot (intramuskular) dalam waktu 18 bulan dan juga mendapat vaksin penguat.
“Yang diduga terpapar atau diketahui pasca kejadian penggunaan darurat, dimana vaksin diberikan tiga kali dalam empat minggu, ditambah antibiotik selama 60 hari,” ujarnya.
Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) melaporkan tiga pasien meninggal akibat antraks di Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta pada Juni 2023.
Anthrax termasuk dalam kriteria zoonosis atau penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia bahkan sporanya mampu melindungi bakteri dari anthrax selama puluhan tahun di dalam tanah.
Upaya mitigasi telah dilakukan di lapangan melalui pengobatan tetapi juga vaksinasi hewan dan manusia. Pemerintah juga mengadopsi pendekatan One Health dengan tujuan untuk bekerja sama dalam kesehatan manusia, hewan dan lingkungan.