
Pelatih Persia kesal melihat pemain ‘bergulir’ demi menghemat waktu: jangan sampai itu terjadi, demi kemajuan sepak bola!
SUARA BANDUNG – Persija Jakarta melakoni laga pertamanya musim ini saat menjamu juara bertahan PSM Makassar di Stadion Gelora Bung Karno, Senin (3/7).
Pertandingan berakhir dengan skor imbang, satu di atas yang lain. Persija Jakarta kalah lebih dulu lewat sundulan Kenzo Nambu pada menit ke-12.
Gol penyama kedudukan terjadi pada menit ke-81 berkat sepakan keras jarak jauh pemain asing Persija asal Jepang, Ryo Matsumura.
Persija Jakarta belum memenuhi kuota pemain asing. Hanya ada dua pemain asing yang resmi memperkuat Persia musim ini, Ryo Matsumura (Jepang) dan Marko Simic (Kroasia).
Baca juga: PSIS Hancurkan Bhayangkara FC dengan 3 Gol Menit Terakhir, Gilbert Agius Ungkap Kuncinya
Meski hanya memainkan Ryo Matsumura sebagai pemain asing, skill dan kualitas pemain-pemain lokal Persija tak kalah impresif.
Tampil percaya diri di hadapan pendukungnya sendiri, Persija benar-benar mendominasi permainan dan mencatatkan penguasaan bola hingga 80% dalam statistik pertandingan.
Namun sayang, pertandingan antara dua klub besar yang mempertemukan juara dan wakil juara liga musim lalu itu harus diwarnai aksi para pemain yang kerap tumbang.
Insiden itu pun menggugah emosi pelatih Persia itu. Thomas Doll merasa tindakan tersebut hanya membuang-buang waktu dan tindakan seperti itu seharusnya tidak terjadi.
“Tidak ada lagi insiden seperti ini. Banyak pemain yang tergeletak di lapangan hampir setiap menit sehingga waktu terbuang sia-sia dan kami tidak bisa bermain sepak bola secara normal,” kata Doll dalam siaran pers pasca pertandingan. .
Pelatih asal Jerman itu berharap agar federasi dan wasit bisa duduk bersama menerapkan regulasi yang ada, sehingga kita bisa melihat pertandingan yang bagus, karena masyarakat di rumah dan di stadion juga mengharapkan hal yang sama (pertandingan bagus dari sepak bola).
Tak hanya itu, Doll juga mengkritisi kinerja wasit yang kerap melakukan hal-hal sepele (memperingatkan Doll agar tidak melewati garis lapangan). Meski ada hal yang lebih krusial, yakni menjaga kualitas pertandingan.
“Wasit tidak hanya berurusan dengan hal-hal seperti ketika saya melewati batas 10 cm dan ofisial keempat datang untuk mengingatkan saya. Itulah satu-satunya ungkapan yang saya dengar sepanjang pertandingan,” lanjut Doll.
Menurut Doll, ini perlu diubah, dan jika berhasil, mungkin semuanya akan berubah menjadi sepak bola yang lebih maju.