
Literasi Digital Untuk Pengembangan Usaha Bagi Warga Wonogiri
PURWOKERTO.SUARA.COM, WONOGIRI — Perubahan yang mengiringi kemajuan digital di bidang ekonomi. Pelaku bisnis mau tidak mau harus beradaptasi untuk bertahan dalam iklim persaingan dan kolaborasi saat ini.
Untuk itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) RI menggelar talkshow literasi digital di berbagai daerah, salah satunya di Desa Platarejo, Giriwoyo, Wonogiri, Sabtu (09/07/2023) malam. Dalam talkshow kali ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika mengangkat tema “Transformasi Digital untuk Kemajuan Ekonomi”.
Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Digital Capability Augmentation 2023 yang dicanangkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. Program ini bertujuan untuk melek literasi warga sehingga mampu menggunakan teknologi digital secara bijak dan produktif secara ekonomi.
Acara yang berkolaborasi dengan Gerakan Nasional Literasi Digital ini menghadirkan tiga pembicara dari berbagai latar belakang. Di antaranya adalah Solo Andriana Grahani Firdausy, dosen Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret (UNS), Kepala Lembaga Riset dan Sumber Daya Manusia Kementerian Komunikasi dan Informatika Yogyakarta Christianty Juditha, dan staf khusus Menkominfo Yogyakarta. Informasi Rosarita Niken Widiastuti.
Niken menyebut indeks literasi digital Wonogiri masuk dalam kriteria rata-rata. Hal ini menandakan bahwa masyarakat Wonogiri sudah cukup banyak yang mampu memanfaatkan teknologi digital dengan baik.
Tetapi mengetahui cara menggunakan digital saja tidak cukup. Memang, teknologi digital dapat dimanfaatkan lebih lanjut untuk meningkatkan skala ekonomi para pelaku komersial.
Melalui program ini, Kemenkominfo berharap Wonogiri dapat memanfaatkan teknologi digital untuk mengembangkan usaha sehingga perekonomian masyarakat meningkat.
Menurut Niken, Wonogiri memiliki potensi besar di sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Sayangnya, belum banyak UMKM di Wonogiri yang memanfaatkan teknologi digital untuk kebutuhan bisnisnya.
“Dengan digitalisasi bisnis, peluang dan potensi bisnis akan semakin meningkat. Karena jangkauan bisnis melalui digitalisasi semakin meluas,” ujar Niken usai acara.
Ditambahkannya, minat masyarakat untuk belanja online sangat tinggi. Oleh karena itu, peluang untuk tumbuh melalui teknologi digital juga sangat penting.
Namun, untuk dapat memanfaatkan teknologi digital, pelaku bisnis perlu dibekali keterampilan digital.
“Tidak hanya dengan memanfaatkan teknologi, tetapi juga memahami bagaimana menguasai teknologi digital secara bijak, produktif dan aman,” ujarnya.
Dosen Fakultas Hukum (UNS) Solo, Andriana Grahani Firdausy, dalam acara ini menjelaskan ada empat pilar literasi digital dalam transformasi digital. Keempat pilar tersebut meliputi etika, budaya, keterampilan, dan keamanan digital.
Andriana lebih fokus pada ekonomi kreatif dalam budaya digital. Ia menjelaskan, Wonogiri memiliki banyak potensi ekonomi kreatif, antara lain kuliner, kerajinan, dan seni.
“Ekonomi kreatif ini selain berdampak sosial, juga memiliki identitas citra lokal. Oleh karena itu, digitalisasi diperlukan agar identitas lokal ini lebih dikenal luas,” kata Andriana.
Untuk mencapai kondisi tersebut, setiap desa di Wonogiri harus memiliki produk budaya digital agar dikenal luas dan dapat menjadi identitas daerah. Digitalisasi produk budaya dalam bentuk kuliner, kerajinan, atau kesenian, selain sebagai upaya untuk mempresentasikannya kepada masyarakat, juga berdampak pada penambahan nilai ekonomi pada produk budaya tersebut.
“Syaratnya, penduduk wilayah ini setuju dan adil. Dengan kata lain, ketika produk diunggah ke dunia digital, mereka harus memelihara produk tersebut. Mereka tidak saling menjatuhkan,” katanya.
Sementara itu, Kepala Badan Riset dan Riset Sumber Daya Manusia Kominfo Yogyakarta, Christianty Juditha, menyampaikan beberapa kondisi literasi masyarakat digital kepada Wonogiri. Menurutnya, indeks keterampilan digital, infrastruktur, dan lapangan kerja di Wonogiri cukup baik dengan poin masing-masing 70,67, 43,97, dan 53,18.
“Namun untuk pemberdayaan digital, skornya masih cukup rendah dibandingkan indeks lainnya, yakni 31,28. Ini harus menjadi perhatian Pemkab Wonogiri,” ujarnya.
Itha mendorong Pemkab Wonogiri untuk membantu masyarakat Wonogiri memanfaatkan teknologi digital untuk memajukan perekonomiannya.
Baca juga: Max Verstappen Juara Grand Prix F1 Inggris Usai Merokok Lando Norris
Pemkab bisa memulai dengan menginventarisasi potensi bisnis yang akan dikembangkan dengan teknologi digital. Kedua, Pemkab Wonogiri meningkatkan kualitas SDM agar mampu memanfaatkan teknologi digital secara positif, produktif, dan aman.
Salah satunya melalui jenis literasi digital yang digencarkan. Jika dilakukan secara intensif dan masif, impian Wonogiri menjadi mahir numerik akan semakin dekat dengan kenyataan.
Dalam acara ini, sedikitnya 4.000 warga Kecamatan Giriwoyo dan sekitarnya ikut berpartisipasi. Banyak dari mereka datang berkelompok dengan teman atau keluarga.
Peserta mengisi daftar hadir dengan cara scan barcode menggunakan smartphone. Warga yang tidak memiliki smartphone mengisi daftar hadir secara manual. Sejumlah warga antusias mengajukan pertanyaan seputar literasi digital kepada ketiga informan tersebut.
Selain itu, pembawa acara mengajukan beberapa pertanyaan terkait acara bincang-bincang tersebut. Bagi yang bertanya dan menjawab pertanyaan mendapatkan hadiah berupa alat elektronik, sepeda dan barang lainnya.
Baca juga: Syahnaz Sadiqah Klarifikasi Isu Selingkuh, Rumah Clayton Wiyono Dibobol Tetangga
Usai talkshow, ada undian. Panitia menyediakan puluhan hadiah antara lain kulkas, kambing dan sepeda. Kupon doorprize diperoleh saat penghuni melengkapi daftar hadir.
Acara dilanjutkan dengan penampilan wayang kulit bersama Dalang Ki Bayu Aji Pamungkas. Hadir dalam acara tersebut Bupati Wonogiri Joko Sutopo, Wakil Bupati Setyo Sukarno, dan Ketua Komisi III DPR RI Bambang Wuryanto.