
Jokowi selalu kalah dari NTB, PDIP: Kalau Ganjar tidak menang, dia tidak tahu namanya
Ganjar Pranowo mulai memimpin perolehan suara IDP-P di Nusa Tenggara Barat. Ketua DPD PDIP NTB Rachmat Hidayat bahkan mengeluarkan pernyataan keras jika nantinya Ganjar kalah di daerah ini.
Pasalnya, PDIP selalu kalah di NTB ketika Jokowi dua kali mencalonkan diri sebagai presiden. Rachmat tak ingin kejadian ini terulang lagi di saat pencalonan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.
“Dulu Pak Jokowi kalah dua kali dari NTB. Tapi kita selalu dukung. Kalau sekarang Pak Ganjar tidak menang, kita jadi orang yang tidak saling kenal dan bersyukur atas namanya,” kata Rachmat Hidayat saat konsolidasi Rapat yang dihadiri bakal calon presiden Ganjar Pranowo di kantor DPD PDIP di Mataram, Minggu.
Rachmat menyebut dalam pemilihan presiden 2014 dan 2019 (Pilpres), Jokowi selalu kalah dari NTB. Namun, meski kalah dari petenis nomor satu di Indonesia, ia tetap memberikan perhatian dan dukungannya untuk NTB. Perhatian Presiden Jokowi bahkan melebihi provinsi lain di Indonesia.
Ia kemudian mengatakan, pembangunan sejumlah infrastruktur nasional sudah dilakukan di NTB. Oleh karena itu, jika masyarakat NTB tidak mencoblos Ganjar Pranowo di Pilres 2024 yang notabene melanjutkan program Jokowi, maka masyarakat NTB kurang bersyukur.
Untuk itu, Rachmat menegaskan akan bekerja sama dengan seluruh kader dan pendukung untuk mengincar kemenangan elektoral Ganjar Pranowo di Pilpres 2024 hingga 51%.
“Kami akan berusaha mendapatkan 51% untuk Ganjar Pranowo, tidak usah boros,” katanya.
Untuk mencapai tujuan itu, dia berjanji tidak akan segan-segan memberikan sanksi tegas jika terjadi pemecatan jika salah satu pengurusnya tidak benar-benar memenangkan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.
“Kalau tidak, kalau tahu saya harus tanda tangan pemecatan. Begitu saya serahkan ke ibu (Megawati, redaksi) langsung dipecat, jadi jangan main-main,” ujarnya. [Antara]
Baca Juga: Panen Kritik, Inilah 3 Kelemahan Drama King the Land Menurut Penonton