
Daniel Mananta Enggan Anaknya Masuk Sekolah Ini, Diduga Anut Ajaran LGBTQ
Jumat, 28 Juli 2023 – 00:48 WIB
JAKARTA – Presenter Daniel Mananta mengungkapkan rasa terkejut pada salah satu sekolah internasional di Indonesia yang dinilai cenderung menganut ajaran terbuka mengenai pergerakan sosial lesbian, gay, biseksual, transgender, dan queer (LGBTQ).
Baca Juga :
Hepatitis B Paling Banyak Ditulari Ibu ke Anak, Kok Bisa?
Dalam akun TikTok Sahab Ex, terlihat Daniel Mananta menjelaskan dengan panjang lebar kronologi dirinya mengetahui ajaran di sebuah sekolah internasional saat hendak mencari tempat pendidikan untuk anaknya. Daniel mengatakan bahwa anaknya yang sudah berusia 10 tahun membuat ia dan istri mulai mencari tempat pendidikan lanjutan. Scroll untuk tahu cerita lengkapnya.
“Ini anak saya nih, umur 10 tahun, dia lagi mau masuk sekolah gitu. Kemarin kita bawa ke sebuah sekolah di Indonesia di kawasan Jabodetabek. Dan di situ, mungkin karena ini sekolahnya sekolah yang udah levelnya internasional, jadi mereka sangat terbuka sama yang namanya walk agenda,” kata Daniel Mananta, dikutip VIVA, Jumat 28 Juli 2023.
Baca Juga :
Beli Produk UMKM Jangan Ditawar, Gubernur BI: Biar Ibu-ibu Bisa Sekolahkan Anaknya
Walk agenda ini, kata Daniel Mananta, adalah sebuah pergerakan atau agenda-agenda yang menormalisasikan seperti apa yang dirasakan murid-murid mengenai identitasnya. Daniel menilai bahwa saat itu sekolah tersebut cenderung membebaskan muridnya untuk menggali apa pun perasaan terkait identitasnya yang juga memengaruhi gender.
Baca Juga :
Soroti Marketplace Guru, PAN Sebut Bisa Bikin Guru Honorer Terkatung-katung
Meski tak menyebut secara gamblang, Daniel Mananta memberi kode bahwa agenda tersebut dinilai serupa seperti prinsip negara Barat. Di mana, prinsip itu sedang sangat digencarkan di negara tersebut dan dianut oleh sekolah internasional ini.
“Ini adalah sebuah agenda yang mungkin sekarang, in the 20 century, yang digencarkan banget lah di Amerika,” kata mantan VJ MTV itu.
Halaman Selanjutnya
Saat di sekolah itu pun, Daniel dibuat terkejut dengan pengelolaan sekolah yang nampak sudah membebaskan muridnya eksplorasi gendernya sendiri. Hal itu terlihat dari dibentuknya toilet dengan tiga jenis gender berbeda.